Kenali 7 Faktor Pemicu Kerusakan Hard Disk dan Cara Mengatasinya

0
Sumber: makeuseof.com

Hard disk mendadak tak terdeteksi saat komputer atau laptop dinyalakan? Siapa saja bakal panik saat menghadapi situasi tersebut, terutama kalau ada data-data penting tersimpan di sana. Beberapa orang masih beruntung karena sempat back up data atau hard disk belum mengalami kerusakan parah. Akan tetapi, bagaimana kalau hard disk ‘tewas’ sepenuhnya? Mau tak mau, Anda harus beli baru.

Sesungguhnya, Anda bisa mengambil pencegahan agar hard disk terhindar dari berbagai kemungkinan buruk. Salah satunya adalah mengenali tujuh penyebab kerusakan seperti yang dijelaskan berikut ini.

Baca juga: 4 Cara Memeriksa Kesehatan Hard Disk, Rusak Atau Tidak?

1. Overheating atau panas berlebih

Suhu menjadi patokan utama untuk umur perangkat keras, jangan dibiarkan panas yang tak normal!

Listrik masih menjadi sumber tenaga utama yang dibutuhkan sebagian besar perangkat elektronik. Walau demikian, penggunaan listrik tetap mengundang efek samping, salah satunya panas berlebih atau overheating. Kenaikan temperatur pada komponen komputer maupun laptop mengakibatkan penurunan kinerja yang bakal merusaknya apabila dibiarkan dalam waktu lama.

Risiko panas berlebih akan lebih besar terjadi pada hard disk karena material penyusunnya sebagian besar adalah logam. Jadi, sebelum hard disk ‘rewel’, stabilkan air flow dalam komputer atau laptop dengan memasang cooling pad dan membersihkan kipas serta saluran udara secara teratur.

Untuk memeriksa temperatur hard disk Anda bisa menggunakan aplikasi khusus, diantaranya:

  • HD Sentinel
  • CrystalDiskInfo
  • HWMonitor
  • Speccy

2. Masa pakai dan usia hard disk sudah tua

Sumber: Pexels.com by Timson Foox

Bukan cuma makanan dan kosmetik, hard disk juga mempunyai masa kedaluwarsa. Tanda-tanda yang muncul pada hard disk tua mencakup lag, hang, lambat atau lemot pada PC dan laptop. Instalasi ulang acap kali diambil, tetapi kurang efektif karena performa hard disk yang memang sudah tak maksimal. Bisa jadi Anda harus menggantinya dengan yang baru kalau kinerjanya sudah benar-benar mengganggu.

Mendeteksi gejala hard disk usang dapat dilakukan sejak dini dengan back up data sesering mungkin, baik ke hard disk cadangan atau ke sistem cloud. Instal juga program khusus untuk memeriksa kondisi ‘kesehatan’ hard disk secara berkala. Dengan demikian, Anda bisa langsung mengambil tindakan untuk menyelamatkan komponen tersebut sebelum rusak.

3. Pemakaian PC atau laptop yang berlebih

Sumber: kashmirlife.net

Komputer atau laptop yang Anda pakai terlalu lama juga mempengaruhi performa komponen-komponen di dalamnya, termasuk hard disk. Perlu Anda ingat bahwa perangkat elektronik, seperti manusia, butuh waktu ‘istirahat’ supaya setiap komponen dapat memulihkan diri sebelum digunakan kembali. Durasinya pun beragam, setidaknya satu jam apabila Anda memang harus bekerja cukup lama.

Namun, beberapa komputer harus dibiarkan menyala dalam waktu lama, misalnya untuk kebutuhan server. Untuk menghindari masalah pada hard disk, susun jadwal pemeriksaan berkala supaya Anda tidak kecolongan saat komponen tersebut mengalami masalah.

Balik lagi, jika penggunaan komputer Anda membutuhkan waktu lama dan berat, paling utama Anda harus menjaga temperatur. Karna, mau perangkat keras apapun, jika suhunya tidak akan bertahan lama.

Baca juga: 5 Cara Melihat Spesifikasi Pada Komputer, Untuk Memeriksa Prosesor, RAM, VGA Card

4. Hard disk terbentur atau terjatuh

Sumber: www.prosofteng.com

Sesuai namanya, hard disk memiliki komponen berbentuk cakram pada anatominya. Cakram yang tidak mendapatkan proteksi maksimal, lalu terbentur atau terjatuh bakal memicu kerusakan pada hard disk sampai tidak bisa digunakan lagi. Kemungkinan memperbaikinya akan sangat kecil dan memiliki laptop atau PC biasanya dianjurkan mencari media penyimpanan baru.

Anda sebenarnya bisa mengganti hard disk dengan SSD (solid-state drive), sebab SSD sudah memakai chip alih-alih cakram, sehingga risiko kerusakan lebih kecil. Sayangnya, harga menjadi kendala untuk sebagian besar orang mengingat SSD dibanderol dengan harga lebih mahal. Daripada mengeluarkan uang tambahan, lebih baik Anda mencegah kerusakan sedini mungkin, bukan?

Supaya laptop atau komputer terhindar dari benturan maupun terjatuh, tempatkan di tempat aman seperti meja yang merapat ke dinding. Simpan di dalam tas khusus saat Anda bawa ke luar karena risiko jatuh, terbanting, maupun terjatuh akan jauh lebih besar.

5. Menggunakan program aplikasi berat secara berlebihan

Sumber: makeuseof.com

 

Beberapa orang melakukan instalasi sejumlah program secara bersamaan karena tidak mau menunggu terlalu lama. Sayangnya, langkah tersebut malah akan memaksa hard disk bekerja lebih keras hingga melampaui batas. Tanda yang dapat Anda kenali adalah bunyi putaran cakram yang kian keras karena kecepatannya yang mengalami peningkatan.

Beban kerja hard disk makin bertambah apabila program yang diinstal memerlukan sumber daya besar. Komponen tersebut bakal mengalami overheating dan mengakibatkan kerusakan. Memaksakan instalasi terus berjalan bisa-bisa menyebabkan komputer lag hingga tak berjalan sebagaimana mestinya.

Sejumlah software sudah mengantisipasi hal tersebut dengan meminta pengguna menutup semua program atau aplikasi sebelum menjalankan instalasi. Tujuannya adalah mengurangi beban pada hard disk dan pastinya melancarkan proses instalasi sampai tuntas. Jangan lupa Anda periksa kapasitas penyimpanan, sebab instalasi bisa terhambat kalau hard disk komputer sudah penuh.

6. Kurang stabilnya pasokan listrik

Sumber: linustechtips.com by ScholarYoshi

Seperti yang telah disinggung, listrik sangat mempengaruhi kinerja hard disk dalam komputer pribadi maupun laptop. Pasokan listrik stabil berarti performa lancar pada komponen tersebut. Lantas, apa yang akan terjadi apabila aliran listrik ke perangkat bermasalah? Putaran cakram menjadi tidak konsisten hingga menyebabkan bad sector pada hard disk.

Sebagian besar PC sudah mengantisipasinya dengan menggunakan stabilizer agar pasokan listrik yang masuk tetap stabil. Akan lebih baik lagi kalau Anda memanfaatkan Uninteruptible Power Supply (UPS) agar komputer tak akan ‘kaget’ saat suplai listrik berhenti total. UPS berfungsi layaknya baterai pada PC maupun laptop. Jadi, saat pasokan listrik bermasalah, UPS akan segera mengatasinya dengan memberi power cadangan yang secara tak langsung menjaga hard disk dari kemungkinan kerusakan.

Selain itu pastikan kondisi Power Supply dalam keadaan normal, karna jika Power Supply mengalami masalah, efek sampingnya bukan ke Hard Disk saja melainkan perangkat yang lain bisa terkena.

Biasanya jika Power Supply mengalami masalah, saat booting akan ditandai pesan error “Unstable Power Supply”.

7. PC atau laptop sering mati tiba-tiba

Sumber: makeuseof.com

Ketika PC atau laptop menunjukkan peringatan Not Responding, beberapa pengguna memilih mematikan perangkat secara paksa dengan menekan tombol power terlalu lama. Perlu Anda ingat bahwa langkah ini bukanlah shutdown normal, melainkan force shutdown yang berisiko mengganggu performa hard disk.

Mengapa? Cakram pada hard disk yang tadinya sedang berputar cepat akan ikut terhenti. Padahal, kecepatan yang dihasilkan dapat mencapai 10.000 putaran per menit. Bayangkan ‘sekaget’ apa hard disk saat Anda mematikannya secara mendadak? Apalagi kalau Anda sudah melakukannya berkali-kali dan menganggapnya sebagai hal biasa.

Sebaiknya, jangan langsung mematikan komputer saat memperlihatkan tanda Not Responding. Tunggu beberapa detik sampai program yang bersangkutan kembali berfungsi normal. Kemudian, Restart atau Shut Down untuk mengistirahatkan hard disk dari pekerjaan panjangnya.

Mudah-mudahan Anda tidak sembarangan lagi saat memakai hard disk, ya!

Penulis: PC
Editor: Fauzi F

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here