Industri game bukan hanya soal hiburan. Seiring berkembangnya teknologi dan popularitas video game, berbagai judul telah menjadi bahan perdebatan publik karena tema, konten, hingga dampaknya di dunia nyata. Kontroversi ini bisa timbul dari kekerasan berlebihan, isu politik, representasi karakter, hingga perilaku komunitas pemain. Referensi: https://mainapa.id/
Berikut adalah deretan game yang pernah menuai kontroversi besar dan menjadi perbincangan global:
Contents
1. Grand Theft Auto Series (GTA)
Game ini mungkin adalah nama pertama yang muncul jika membahas kontroversi. GTA sering dikritik karena menggambarkan kekerasan, kriminalitas, prostitusi, dan bahasa kasar secara eksplisit. GTA V bahkan pernah dilarang dijual di beberapa toko ritel di Australia karena dianggap tidak pantas terhadap perempuan.
Kontroversinya tidak berhenti pada konten, tapi juga karena adanya modifikasi dari komunitas yang membuat game ini semakin “liar”, seperti mod nudity dan kekerasan yang ekstrem.
2. Call of Duty: Modern Warfare 2 – “No Russian” Mission
Salah satu misi paling kontroversial dalam sejarah gaming adalah “No Russian” di Modern Warfare 2. Dalam misi ini, pemain terlibat dalam penembakan massal di bandara sipil sebagai bagian dari cerita infiltrasi teroris. Walau bersifat opsional, misi ini memicu perdebatan etika karena memperbolehkan pemain untuk menembak warga sipil.
Banyak kritikus menilai misi ini terlalu eksplisit dan tidak sensitif terhadap isu kekerasan bersenjata yang sering terjadi di dunia nyata.
3. Hatred (2015)
Hatred adalah game isometrik shooter yang langsung mendapat kecaman sejak trailer pertamanya dirilis. Game ini berpusat pada seorang pria yang membenci umat manusia dan melakukan aksi kekerasan massal tanpa alasan yang jelas. Tidak ada nuansa pahlawan atau alasan moral—murni tentang penghancuran.
Game ini sempat dihapus dari Steam Greenlight sebelum dikembalikan, dan banyak negara mempertimbangkan pelarangan atas distribusinya karena dianggap mempromosikan kekerasan dan nihilisme.
4. Manhunt (2003)
Game horor ini sempat dilarang di berbagai negara karena tingkat kekerasannya yang ekstrem dan brutal. Pemain mengambil peran sebagai narapidana yang dipaksa membunuh demi konten rekaman “snuff film” (video pembunuhan sadis).
Penyensoran terhadap game ini dilakukan di Jerman, Australia, dan Inggris. Bahkan, pernah terjadi insiden kriminal di dunia nyata yang dikaitkan dengan pengaruh game ini, meskipun tidak terbukti secara langsung.
5. Bully (2006)
Dikembangkan oleh studio yang sama dengan GTA (Rockstar Games), Bully juga mendapat sorotan tajam karena dianggap mendorong perilaku bullying di sekolah. Padahal, dalam game, pemain berperan sebagai siswa yang menentang kekerasan dan menghadapi berbagai geng sekolah.
Meski akhirnya dinilai tidak seburuk yang dikhawatirkan, banyak kelompok orang tua dan lembaga pendidikan sempat menuntut pelarangan game ini.
6. Six Days in Fallujah
Game ini kontroversial bahkan sebelum rilis. Berdasarkan pertempuran nyata di Irak tahun 2004, game ini menimbulkan reaksi keras dari keluarga korban perang dan veteran militer karena dianggap tidak sensitif terhadap kenyataan tragis konflik.
Setelah sempat dibatalkan, game ini akhirnya dikembangkan ulang dengan pendekatan dokumenter dan narasi yang lebih hati-hati, namun masih menuai perdebatan soal etika dan penyajian sejarah.
7. Doom (1993)
Doom dianggap sebagai pelopor game FPS modern, namun juga menjadi sasaran kecaman karena mengandung kekerasan eksplisit dan tema setan. Saat itu, banyak media menyalahkan Doom sebagai penyebab meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, terutama setelah insiden penembakan sekolah seperti Columbine, meskipun tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim tersebut.
8. Night Trap (1992)
Game FMV ini tampak ringan menurut standar sekarang, namun pada era 90-an, Night Trap menuai kritik dari kalangan politikus karena dianggap menampilkan kekerasan terhadap perempuan. Ironisnya, game ini sebenarnya menggambarkan remaja perempuan sebagai korban yang diselamatkan, bukan dianiaya.
Kontroversi ini bahkan menjadi salah satu alasan dibentuknya sistem rating ESRB di Amerika Serikat.
9. Pokémon Series
Meski populer di kalangan anak-anak, seri Pokémon pernah dituding sebagai ajang perjudian terselubung karena mekanisme loot-box dan booster pack pada kartu fisik. Selain itu, sejumlah kelompok keagamaan di beberapa negara menganggap game ini mengandung unsur sihir atau evolusi yang bertentangan dengan kepercayaan mereka.
Beberapa negara seperti Arab Saudi bahkan sempat melarang Pokémon untuk sementara waktu.
10. Cyberpunk 2077
Rilis tahun 2020, Cyberpunk 2077 adalah salah satu game paling ditunggu namun akhirnya menuai banyak kritik karena bug, performa buruk di konsol lama, dan penggambaran isu sensitif seperti identitas gender, kapitalisme ekstrem, dan eksploitasi.
Game ini akhirnya ditarik dari PlayStation Store sementara waktu, sebuah langkah yang sangat jarang dilakukan untuk judul besar.
Penutup
Kontroversi dalam dunia game bukan hal baru dan kadang justru menjadi momen refleksi untuk industri. Beberapa kontroversi memunculkan regulasi yang lebih baik, seperti sistem rating umur. Namun, penting juga bagi gamer dan pengembang untuk terus mendorong kebebasan berekspresi, sambil tetap memperhatikan etika dan dampak sosial.
Game bisa jadi hiburan, edukasi, bahkan kritik sosial. Namun ketika batas etika mulai kabur, diskusi dan refleksi menjadi hal yang sangat diperlukan.